watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sedara
anakku sarana pelampiasanku

Bukan salahku kalau aku masih menggebu-
gebu dalam berhubungan seks. Sayangnya
suamiku sudah uzur, kami beda umur hampir
15 tahun, sehingga dia tidak lagi dapat memberi
kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula
kemudian aku mencari pelampiasan pada pria-
pria muda di luar, untuk memenuhi hasrat
seks-ku yang kian menggebu di usia kepala 3
ini. Namun sepandai-pandainya aku
berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku
marah bukan kepalang memergoki aku
berpelukan dengan seorang pria muda sambil
telanjang bulat di sebuah motel.
Dan ultimatum pun keluar dari suamiku. Aku
dilarang olehnya beraktivitas di luar rumah
tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku
ataupun kedua anakku. Tak sedikitpun aku lepas
dari pengawasan mereka bertiga. Secara
bergantian ketiganya mengawasiku. Tommy
anak sulungku yang baru masuk kuliah dapat
giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk
siang. Siangnya giliran Bagus yang duduk di
kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan
malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja
aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku
sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering
uring-uringan. Memang sih aku bisa
masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu
berlalu aku masih bisa menahan diri.
Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan
frekuensi masturbasiku terus bertambah,
sampai pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi
tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang
total. Aku masih butuh kemaluan laki-laki!
Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi
jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Bagus
sudah pergi, dan tinggal Tommy yang ada di
bawah. Aku masih belum bangkit dari tempat
tidurku, masih malas-malasan untuk bangun.
Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku
mengalir dengan cepat. Ini memang
kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku
muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi
selangkanganku sudah basah kuyup. Aku pun
segera melorotkan CD-ku dan langsung
menyusupkan dua jari tangan kananku ke
lubang kemaluanku. Aku mendesis pelan saat
kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan
dengan pelan tapi pasti. Aku masih asyik
bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok
tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku
dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat
mukaku menghadap ke pintu aku terkejut
melihat Tommy, anak sulungku, sedang
memperhatikanku bermasturbasi.
Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama
sekali, tangan kanan masih terus memainkan
kemaluanku, dan aku malah mendesah keras
sambil mengeluarkan lidahku. Dan Tommy
tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku.
Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang
vagina yang makin basah saja, aku turun dari
tempat tidur dan berjalan ke arah Tommy.
Anak sulungku itu masih tenang-tenang saja,
padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah
melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku
yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak
mempedulikan statusku lagi sebagai mamanya.
Saat kami berhadapan tangan kanan langsung
meraba selangkangan anak sulungku itu.
"Bercintalah dengan Mama, Tommy!" pintaku
sambil mengelus-elus selangkangan Tommy
yang sudah tegang.
Tommy tersenyum, "Mama tahu, sejak
Tommy berumur 17 Tommy sudah sering
membayangkan bagaimana nikmatnya kalo
Tommy bercinta dengan Mama..."
Aku terperangah mendengar omongannya.
"Dan sering kalo Mama tidur, Tommy
telanjangin bagian bawah Mama serta menjilatin
kemaluan Mama."
Aku tak percaya mendengar perkataan anak
sulungku ini.
"Dan kini dengan senang hati Tommy akan
entot Mama sampai Mama puas!".
Tommy langsung memegang daguku dan
mencium bibirku dan melumatnya dengan
penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga
mulutku dengan ganas. Sementara kedua
tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan
kiri meremas-remas payudaraku dengan
lembut sementara tangan kanannya mengelus
permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah
diperlakukan anakku sedemikian rupa, hanya
sanggup mendesah dan menjerit kecil. Puas
berciuman, Tommy melanjutkan sasarannya ke
kedua payudaraku. Kedua puting susuku yang
waktu kecil pernah Tommy hisap, kembali
dihisap anak sulungku itu dengan lembut.
Kedua permukaan payudaraku dijilati sampai
mengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat
putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh,
tak henti-hentinya aku mendesah akibat
perlakuan Tommy. Ciuman Tommy berlanjut
ke perut, dan anakku itu pun berjongkok
sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang
akan Tommy lakukan dan ini adalah bagian di
mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak
tahan kalau kemaluanku di oral seks.
Tommy tersenyum sebentar ke arahku,
sebelum mulutnya mencium permukaan
lubang tempat di mana dia dulu pernah keluar.
Lidahnya pun menari-nari di liang vagina
mamanya, membuatku melonjak bagai
tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi
kepalanya yang tenggelam di selangkanganku,
saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut.
Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku
mengejang dengan hebatnya dan desahanku
semakin keras terdengar. Tommy tak peduli,
anak sulungku itu terus menjilati kemaluanku
yang memuncratkan cairan-cairan kental saat
aku berorgasme tadi. Aku yang kelelahan
langsung menuju tempat tidur dan tidur
telentang. Tommy tersenyum lagi. Anakku itu
kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk
menyetubuhi mamanya dengan penisnya yang
telah tegang. Tommy bersiap memasukkan
penisnya ke lubang vaginaku, dan aku
menahannya, "Tunggu sayang, biar Mama
kulum burungmu itu sebentar." Tommy
menurut, di sodorkannya penis yang besar dan
keras itu ke arah mulutku yang langsung
mengulumnya dengan penuh semangat. Penis
anakku itu kini kumasukkan seluruhnya ke
dalam mulutku sementara anakku membelai
rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang
keras kujilati hingga mengkilap.
"Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama,
Tom.." kataku setelah puas mengulum
penisnya. Anakku itu mengangguk. Penisnya
segera dibimbing anakku menuju lubang
kemaluan tempat Tommy lahir. Vaginaku yang
basah kuyup memudahkan penis Tommy
untuk masuk ke dalam dengan mulus. "Ahh..
Tomm!" aku mendesah saat penis Tommy
amblas dalam kemaluanku. Tommy lalu
langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat,
lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan
begitu kepalaku berputar-putar saking
nikmatnya. Apalagi Tommy seringkali
membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek
permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian.
Berbagai macam posisi diperagakan oleh
Tommy, mulai dari gaya anjing sampai
tradisional membuatku orgasme berkali-kali.
Tapi anak sulungku itu belum juga ejakulasi
membuatku penasaran dan bangga. Ini baru
anak yang perkasa.
Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya,
Tommy mulai kewalahan. Goyangan pinggulku
langsung memacunya untuk mencapai puncak
kenikmatan. Dan saat Tommy memeluk
dengan erat, saat itu pula air mani anak
sulungku itu membasahi kemaluanku dengan
derasnya, membuatku kembali orgasme untuk
yang kesekian kalinya. Selangkanganku kini
sudah banjir tidak karuan bercampur aduk
antara mani Tommy dengan cairanku sendiri.
Tommy masih memelukku dan mencium
bibirku dengan lembut. Dan kami terus bermain
cinta sampai siang dan baru berhenti saat Bagus
pulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tak lagi
stress karena sudah mendapat pelampiasan dari
anakku. Setiap saat aku selalu dapat
memuaskan nafsuku yang begitu besar. Dan
tidak seorang pun mengetahui kecuali kami
berdua.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
2/1586
U-ON

inc Powered by Xtgem.com